TULISAN 1
Mendefinisikan
Bisnis
Sebuah bisnis dapat didefiisikan dari tiga dimensi yaitu
kelompok pelanggan, kebutuhan pelanggan serta teknologi. General Electric
mengklafisikasikan bisnisnya menjadi strategic business unit (SBU). Sebuah SBU
memiliki tiga karakter :
1.
Merupakan satu bisnis tunggal atau kumpulan bisnis terkait yang dapat
direncanakan secara terpisah dari bagian lain perusahaan.
2.
Memiliki perangkat pesaingnya sendiri.
3.
Memiliki seorang manajer yang bertanggung jawab atas perancanaan stratejik dan
kinerja laba dan yang mengontrol paling banyak faktor yang mempengaruhi laba.
Tujuan mengidentifisikan unit bisnis stratejik perusahaan adalah mengembangkan strategi-strategi terpisah dan menetapkan pendanaan yang memadai.
Tujuan mengidentifisikan unit bisnis stratejik perusahaan adalah mengembangkan strategi-strategi terpisah dan menetapkan pendanaan yang memadai.
Menilai
Peluang Pertumbuhan
Pertama
adalah mengidentifikasi peluang untuk menumbuhakan lebih lanjut bisnis
perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan intensif). Kedua adalah
mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan
dengan bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan integratif). Ketiga
adalah mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak
berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan
diversifikasi).
Organisasi dan Budaya Organisasi Perencanaan stratejik dilakukan
dalam konteks organisasi. Organisasi perusahaan terdiri dari struktur,
kebijakan, dan budaya perusahaan yang kesemuanya dapat tidak berfungsi di dalam
lingkungan usaha yang cepat berubah. Struktur dan kebijakan dapat diubah
(dengan tidak mudah). Sebaliknya, budaya perusahaan sangatlah sulit untuk
berubah. Pengubahan budaya perusahaan kadanag kala merupakan kunci untuk menerapkan
strategi baru dengan baik. Sebagian besar mendefinisikan budaya perusahaan
sebagai pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma bersama yang menjadi ciri
suatu organisasi.
Perencanaan Stratejik Unit Bisnis
Perencanaan Stratejik Unit Bisnis
Misi Bisnis
Setiap unit perlu mendefinisikan misi spesifiknya dalam
lingkup perusahaan yang lebih luas. Yang harus diperhatikan dlam membetuk misi
adalah bahwa misi itu tidak berusaha untuk memenangkan bisnis dengan yang lebih
kecil, memenangkan bisnis dengan harga yang paling rendah, atau mengadu untuk
memasuki produk.
TULISAN 2
Pemasaran
dan Nilai Pelanggan
Pemasaran
juga mencakup kepuasan atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Tugas dari segala
jenis bisnis adalah menyerahkan nilai pelanggan untuk mendapat laba. Dalam
ekonomi yang hiperkompetitif, dengan semakin banyaj pembeli rasional yang
berhadapan dengan banyak sekali pilihan, sebuah perusahaan dapat menang hanya
dengan menyetel dengan baik proses penyerahan nilai serta memilih, menyediakan,
dan mengomunikasikan nilai superior.
Proses Penyerahan Nilai
Proses Penyerahan Nilai
Pandangan
tradisional tentang pemasaran adalah perusahaan membuat sesuatu dan kemudian
menjualnya. Perusahaan mengetahui apa yang harus dibuat dan pasar akan membeli
cukup banyak unit untuk menghasilkan laba. Perusahaan yang menganut pandangan
ini memiliki peluang terbaik untuk berhasil dalam ekonomi yang ditandai dengan
kekurangan barang di mana konsumen tidak rewel tentang mutu, fitur, atau gaya.
Akan
tetapi, pandangan tradisional tentang proses bisnis tidak akan berfungsi dalam
ekonomi di mana orang menghadapi terlalu banyak pilihan. Pesaing yang cerdas
harus merancang dan menyerahkan tawaran untuk pasar sasaran yang ditetapkan
dengan baik. Keyakinan ini ada pada inti proses bisnis, yang menempatkan
pemasaran pada awal perencanaan.
Proses penyerahan nilai mulai sebelum ada produk dan terus berlanjut sementara produk tersebut dikembangkan dan setelah produk itu tersedia. Orang Jepang menyempurnakan pandangan ini dengan konsep berikut:
Proses penyerahan nilai mulai sebelum ada produk dan terus berlanjut sementara produk tersebut dikembangkan dan setelah produk itu tersedia. Orang Jepang menyempurnakan pandangan ini dengan konsep berikut:
•
Waktu umpan balik pelanggan nol
•
Waktu perbaikan produk nol
•
Waktu pembelian nol
•
Waktu penetapan nol
•
Kerusakan nol
Rantai Nilai
Michael
Porter dari Harvard mengusulkan rantai nilai sebagai alat untuk
mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak pelanggan. Rantai nilai
mengidentifikasi sembilan kegiatan strategis dan relevan yang menciptakan nilai
dan biaya di dalam bisnis tertentu. Kesembilan kegiatan itu terdiri dari lima
kegiatan utama dan empat kegiatan pendukung.
Kegiatan utama mencerminkan urutan dari membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengonversinya menjadi produk jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), memasarkannya (marketing and sales), dan melayaninya (services). Kegiatan penunjang meliputi perolehan sumber daya (bahan baku), pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan prasarana perusahaan.
Kegiatan utama mencerminkan urutan dari membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengonversinya menjadi produk jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), memasarkannya (marketing and sales), dan melayaninya (services). Kegiatan penunjang meliputi perolehan sumber daya (bahan baku), pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan prasarana perusahaan.
Keberhasilan
perusahaan bukan hanya bergantung pada keberhasilan masing-masing bagian dalam
melakukan tugasnya, melainkan juga pada keberhasilan dalam mengoordinasikan
berbagai kegiatan bagian tersebut untuk melakukan proses bisnis inti. Proses
bisnis inti ini mencakup:
•
Proses memahami pasar
•
Proses realisasi produk baru
•
Proses mendapatkan pelanggan
•
Proses manajemen relasi pelanggan
•
Proses manajemen pemenuhan
Untuk
berhasil, suatu perusahaan perlu mencari keunggulan kompetitif di luar
operasinya sendiri, ke dalam rantai nilai para pemasok, penyalur, dan
pelanggannya. Banyak perusahaan sekarang membentuk kemitraan dengan pemasok dan
penyalur tertentu untuk menciptakan jaringan penyerahan nilai yang lebih baik.
Kompetisi
Inti
Kuncinya
adalah memiliki serta memelihara sumber daya dan kemampuan utama yang merupakan
inti setiap usaha. Suatu kemampuan inti memiliki tiga karakteristik :
•
Merupakan sumber keunggulan kompetitif
•
Memiliki aplikasi di berbagai pasar
•
Sulit ditiru pesaing
Keunggulan
kompetitif juga bertambah bagi perusahaan yang memiliki kapabilitas/kecakapan
yang menonjol. Sementara kemampuan inti cenderung merujuk ke bidang keahlian
teknik dan produksi khusus, kapabilitas yang menonjol itu cenderung
menggambarkan keunggulan di bidang proses bisnis yang lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar