UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
PENGEMBANGAN
KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN
TugasSoftskill
Nama Kelompok :
FauziatulAbadiah (18511511)
FilzaFardhila
(19511217)
Koko A Nugroho
(18511337)
Risnawati (18511594)
Rizky D Harnanto
(16511372)
Dosen : Indah Mulyani
Depok
2015
Art Dummy
Dunia kuliner bukan suatu dataran yang stagnan. Perkembangan technologi dan
kemajuan jaman membuat dunia kuliner kita juga harus ikut mengikutinya. Dari
tahun ketahun jelas terlihat banyak sekali kemajuan di dalam dunia kuline rkita
,dari mulai Loyang dari kertas untuk membuat kue sampe beredarnya berbagai makanan
dan minuman dengan cara pembuatan instans yang tidak membutuhkan kepekaan pembuatnya.
Perkembangan dunia kuliner kita bukan
di dalam lingkup rasa dan bentuk makanan atau minuman saja. Mereka sudah merambah
sampai pada taraf dimana suatu penyajian yang sempurna akan mempengaruhi nilai
di dalamnya.
Berangkat dari
hal diatas , Arts yang bergerak di bidang replica makanan(Dummy), melihat potensi
yang kuat untuk bekerjasama agar dapat menciptakan selera. Dengan kreativitas dan
inovasi kami hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya dan
khususnya industry makanan atau minuman. Dummy yang kita tawarkan terbuat dari bahan
dasar yang bermutu tinggi (plastik Jelly) dengan proses pengerjaan yang
menggunakan tangan akan menghasilkan karya seni di setiap produknya dan serupa dengan
aslinya.
Arts dapat memberikan
berbagai keuntungan bagi perusahaan yang menggunakan produk replica ini antara lain
:
1.
Replika makanan Arts Dummy
sebagai sarana promosi untuk menarik perhatian pengunjung.
2.
Replika makanan Arts Dummy
efisien dan ekonomis dalam sebuah penjelasan produk.
3.
Replika makanan Arts Dummy
menimbulkan selera dan rasa ingin mencoba.
4.
Replika makanan Arts Dummy
mempunyai nilai seni dan estetika.
5.
Replika makanan Arts Dummy hobby
dan koleksi.
6.
Replika makanan Arts Dummy
souvenir atau hadiah.
Pada
mulanya, di tahun 1917 replika ini digunakan hanya untuk dekorasi rumah,
seperti tanaman rumah. Beberapa tahun kemudian, restoran Tokyo memutuskan menggunakan
replica makanan untuk menarik pelanggan. Di Jepang, bisnis replica ini menjadi nilai
lebih untuk meraup keuntungan yang cukup besar. Banyaknya peminat membuat para pengrajin
memutar imajinasi agar bentuk, ukuran, dan warna dapat benar-benar nyata.
Terdapat
dua belas pabrik replica makanan plastic ini beroperasi di Jepang untuk restoran
dan kolektor yang sama. Industri replika makanan ini dipelopori pengusaha Ryuzo
Iwasaki di Osaka pada 1932. Perusahaan ini 80% menguasai pasar makanan plastik
di Jepang. Replika makanan ini diproses dari bahan vinil klorida cair yang
dituangkan kedalam cetakan dan dibiarkan mengeras, setelah itu, cetakan dibongkar
dengan sesuai model yang dibutuhkan. Kemudian, hasilnya dilukis dengan cat
minyak menggunakan kuas halus secara merinci.
·
Contoh Arts Dummy
Teknik pengerjaan replica
makanan ini telah dinaikkan levelnya dalam bentuk seni. Replika makanan plastic
Jepang yang dibuat oleh perusahaan Maizuru dipamerkan di Victoria and Albert Museum
, London pada tahun 1980. Kemudian kompetisi rutin diadakan dalam membuat hidangan
makanan palsu dari plastic dan bahan lainnya. Menampilkan makanan disebut sampuru
(サンプル
? ), berasal dari kata bahasa Inggris “sampel”.
Para perusahaan replica makanan plastic ini memiliki
rahasia dagang mereka sebagai bisnis yang menguntungkan. Industri replica makanan
ini sendiri dengan perkiraan konservatif memiliki pendapatan milyaran yen per
tahun. Sebuah restaurant dapat memesan replika menu lengkap mereka dengan biaya
lebih dari satu juta yen.
Produsen makanan
plastik atau art dummy
Sementara beberapa perusahaan besar ada, yang lain
adalah toko-toko kecil dengan pemilik tunggal. Makanan palsu dapat ditemukan dan
dibeli di Kappabashi-dori, jalan suplai makanan di Tokyo dan juga di Doguya suji
terletak di Namba , Osaka. Pabrik dapa tditemukan di Gujo, Gifu. Iwasaki Be-I,
produsen makanan plastik terbesar di Jepang, yang didirikan oleh Takizo Iwasaki
pada tahun 1932 Maiduru (Maizuru), produsen lain tua dan besar.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar